Archive for April, 2009


Posting ini saya buat singkat sebagai jawaban atas komentar Mas Suhardianto yang lagi OJT di PLTU Suralaya pada posting Sekelumit Tentang Boiler PLTU (2).

Pertama, Mas Suhardianto harus mengamati deposit abu yang terbentuk.

Sebagai contoh kasus, berikut merupakan foto slagging yang terjadi di PLTU Paiton.

slagging di PLTU Paiton

slagging di PLTU Paiton

Tipe ash deposit:

1| Molten ash (Slag on furnace, superheater area)

2| Alkali salts (area Convective, Air Heater, economizer, duct)

Manakah yang terjadi di PLTU Suralaya?

Lalu membuka handbook manual, tentang kemungkinan utama penyebab terjadinya slagging.

1| Fuel : a. Clay minerals contain, Iron, Calsium, Sodium, Potassium karena ia sangat mempunyai temperatur leleh rendah (AFT-ash fusion temperature). b. Interaction of pyrite, clays, and alkalis with alumino silicates to form low viscosity melts.

2| Equipment : a. Sootblower improperly. b. Poor pulverization of fuel. c. Improper air to fuel ratio. d. Burners damaged or improperly adjusted.

3| Design Related : a. Furnace size too small for fuel. b. Tube material dan jarak antar pipa kurang lebar. c. jauh dari jangkauan Sootblower.

Kedua, Mas Suhardianto harus mengetahui boiler pada PLTU Suralaya di-design untuk batu bara jenis apa, karena batu bara memiliki kandungan kalor yang berbeda dan kandungan pengotor seperti sulfur, abu dan moisture yang berbeda.

Berikut tabel klasifikasi batubara berdasarkan kandungan kalornya.

No.

Class

% C, Dry Basic

% VM, DB

HHV, kcal/kg (AR)

1

Lignite

3496 s.d. 4607

2

Sub. Bituminus

4608 s.d. 6383

3

Bituminus

69 s.d. 86

14 s.d. 31

5828 s.d. 7770

4

Antracite

86 s.d 98

2 s.d 14

Seperti Intan

Sebagai studi kasus, pada PLTU Paiton yang di-design untuk batu bara class Bituminus, namun pada operasionalnya menggunakan batu bara Sub. Bituminus B dan C.

Nah, bagaimana dengan PLTU Suralaya?

Ketiga, cari tahu hasil uji kandungan batu bara dari pada suplier; Moisture, kandungan Abu, Sulfur, C, N, H, dan O2 . Serta uji abu yang terbentuk; SiO2, Al2O3, Fe2O3, TiO2, CaO2, MgO2, K2O, Na2O, P2O3, SO3, Rasio Asam-Basa, dan Rasio Titik Lelehan Abu.

Seperti sudah diceritakan diatas, bahwa slagging terjadi  bukan (hanya) karena pembakaran yang kurang sempurna, bisa juga karena jenis batu bara yang digunakan yang bisa diketahui dari Rasio Asam-Basa batu bara.

Sudah diketahui uji kandungan batu bara yang digunakan di PLTU Suralaya?

Keempat, kita menuju ash chemistry, menentukan kandungan Asam dan Basa:

1. Asam : Silicon dioxide (SiO2), Aluminum oxide (Al2O3), Titanium dioxide (TiO2)

2. Basa : Iron oxide (Fe2O3), Calcium oxide (CaO), Magnesium oxide (MgO), Potasium oxide (K2O), Sodium oxide (Na2O)

Rasio Asam-Basa

R=B/A

R= (Fe2O3 + CaO + MgO + Na2O + K2O)/(SiO2 + Al2O3 + TiO2)

Bila R antara 0,4 – 0,7 maka High Slagging Potensial

Dari daftar hasil uji kandungan batu bara semua suplier “batu bara Sub. Bituminus B dan C” di PLTU Paiton memang berpotensi untuk terjadinya slagging.

Dari sini bisa dicari pemecahan masalahnya :

1. Ganti penggunaan operasional batu bara menjadi yang lebih tinggi class-nya.

2. Menggunakan Additive Slagging Removal, dengan biaya yang tidak murah.

Kedua pemecahan diatas punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Biasanya manajemen perusahaan akan membuat meeting. Akan ada banyak kepentingan disini, dari sisi teknis maupun politis. 🙂

Untuk peninjauan dari sisi pembakaran yang kurang sempurna, akan saya upayakan dibuat posting selanjutnya. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Terima kasih buat teman-teman PLTU Paiton untuk studi kasus-nya.

Mindset Orang Kaya

Prinsip Be, Do, Have

Prinsip ini telah terbukti sukses dan digunakan oleh orang-orang kaya di dunia. Banyak sekali orang yang langsung ingin kaya, ingin langsung Have, langsung mempunyai. Percaya tidak, kalau seseorang tidak Menjadi (Be) dulu dan Melakukan (Do) dahulu untuk Menjadi Kaya (Have), dan tiba-tiba langsung kaya, maka dia akan tetap miskin. Kalau dia secara mental, mindset, tingkah lakunya, habit-nya, atau Do-nya adalah orang miskin walaupun sekarang kaya, maka dia akan tetap miskin juga. Contoh nyatanya: Mike tyson, seumur hidupnya dia membuat uang sekitar 300 juta USD, tepatnya 312 juta USD, atau sekitar 3000 milyar rupiah. Ternyata baru umur 40 tahun, Mike Tyson sudah menyatakan bangkrut dan masih berhutang 35 juta USD atau 350 milyar rupiah. Dia bisa Have, tapi kalau Do-nya atau action-nya atau habit-nya orang miskin, dan Be-nya, dalam arti mindset/polapikirnya : dia tidak menjadi orang kaya dulu dan kebiasaannya adalah masih kebiasaan orang miskin, maka dia akan menjadi miskin (kembali). Orang-orang yang kaya dan mencerahkan, dia tahu persis bahwa dia perlu menjadi kaya dahulu dalam pikiran dia, di dalam sikap sehari-hari, dalam tindakannya sehari-hari, baru dia benar-benar memiliki kekayaan tadi. Sikap-sikap apa yang membuat kita menjadi kaya dan tindakan-tindakan apa yang membuat kita menjadi kaya? kita harus terus belajar. Banyak sekali. Contoh Be untuk menjadi kaya adalah upaya kita terus membuat Nilai Tambah, dan kemudian habit-nya merupakan habit orang kaya, dia selalu melakukan investasi-investasi di tempat yang tepat, bukannya konsumsi terus menerus di tempat yang salah. Contoh Do juga dengan mempunyai prinsip menunda kesenangan dan akhirnya nanti senang sekali, dan dia melakukan aset alokasi dan investasiya digulung terus dan ditambahkan lagi. Dengan Do seperti itu, berapapun income Anda sekarang, kalau Anda terus menyisihkan dalam sekian tahun kemudian, Anda pasti akan menjadi kaya. Tapi berapapun income Anda hari ini, ketika Anda konsumsi lebih dari yang anda dapatkan, dan terus menerus melakukannya, pasti akhirnya anda akan miskin. Sekali lagi, Be : Jadilah, mempunyai sikap, watak, cara berpikir orang-orang yang kaya kemudian lakukan tindakan-tindakan dan lakukan juga kebiasaan orang menjadi kaya, baru kita bisa memiliki kekayaan tadi dengan aman dan terus berkembang.

Diambil dari Buku 24 Prinsip Milyader; Tung Desem Waringin

Mau buku (ebook) lengkapnya? klik disini.